DAMPAK PENCEMARAN SUARA
Tingkat pencemaran didasarkan pada
kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran
dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
- Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
- Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh da menyebabkan sakit yang kronis.
- Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
- sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Pada
dasarnya dampak yang ditimbulkan dari pencemaran suara ini tidak begitu
berpengaruh terhadap kemaslahatan umat di muka bumi. Akan tetapi tetap harus
diperhatikan karena tidak sedikit orang yang rusak pendengarannya akibat polusi
suara, tidak hanya itu, penyakit-penyakit lain juga bias muncul akibat polusi
suara ini. Lebih-lebih jika dampak pencemaran suara sudah mengganggu psikologis
manusia.
Musik yang berirama keras berdampak
pada psikologi. Selain dapat merusak gendang telinga, menurut Dr. Luther Terry
(AS) akibat negative dari suara yang bising dapat mengakibatkan kontraksi
jantung dan peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan meningkat,
menghambat penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, system pencernaan
berubah. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Dan
berdampak negative pada perkembangan janin.
Penelitian
menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara
pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah
meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan
tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara
bising berakhir.
Mungkin
dari anda memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak
buruk kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain juga memiliki
pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang
bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung
sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang.
Selain
itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara,
membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga
telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat
rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar dan memahami
segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kualitas yang buruk dalam
dunia pendidikan.
CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN SUARA
Dari
uaraian diatas tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan
berbagai gangguan pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising
yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen
pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara
konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan
tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang
intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali bising pasif hanya
efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi rendah diterapkan sistem
ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan lebih berat dan tebal. "Ini
meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang membuat sistem sulit
diimplementasikan," kata Bambang.
Pada
dasarnya pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan
sumber suara yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak
dikehendaki.
Bambang
menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise
control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal
suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang
fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun
sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena
karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap
waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak
stasioner.
Selain
itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat
dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai
kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur
Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
Dimensi Bangunan
Peredam Bising tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi
kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
- Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari 89hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
- Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
- Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara
terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya
mengurangi polusi suara
Kebijakan
yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi
udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil
minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat
kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya.
Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan
kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya
kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap individu
tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Categories: